Management Konflik

0

Penulis: Alvian Octo R

 BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar  Belakang

Konflik merupakan bagian yang  tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Ia berlaku dalam semua aspek relasi sosial yang bentuknya bisa berupa relasi antar individu, relasi individu dengan kelompok ataupun antar kelompok dengan kelompok. Konflik diartikan sebagai interaksi antar individu, kelompok atau organisasi yang membuat tujuan atau arti yang berlawanan dan merasa bahwa orang lain sebagai pengganggu potensial terhadap pencapaian tujuan mereka.

 Konflik juga dipahami sebagai nilai-nilai atau tuntutan yang  brerkenaan dengan status kekuasaan, pengumpulan sumber materi, atau kekayaan yang langka, dimana pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya ditandai sengan perselisihan tetapi juga berusaha untuk memojokkan, merugikan, atau kalau perlu menghancurkan pihak lawan. Konflik yang terjadi pada masyarakat mana saja, tak terkecuali masyarakat modern (industri) dapat berarti negatif maupun positif .

Pihak yang memandang konflik sebagai sesuatu yang negatif, akan melihat orang atau kelompok lain sebagai oposan atau musuh, sehingga mereka sejauh mungkin menghindari konflik. Pihak yang menolak konflik yakin bahwa konflik bersifat dekstruktif dan membahayakan pencapaian tujuan kelompok atau organisasi.

Di pihak lain terdapat orang atau kelompok yang menyadari bahwa konflik merupakan bagian integral dari kehidupan organisasi atau masyarakat, konflik dipandang baik karena dapat menyelesaikan masalah lebih baik. Bahkan di kalangan manajer, konflik diyakini mampu meningkatkan prestasi organisasi.

konflik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi anggota dan sekaligus prestasi kelompok. konflik diyakini menyumbangkan banyak hal. dalam kehidupan masyarakat, yang dikendaki adalah integrasi dan sebanyak mungkin tidak terjadi konflik yang dapat menimbulkan disintregasi, namun disadari bahwa konflik tidak dapat dihindari dalam masyarakat, untuk itu perlu dilakukan pengelolaan konflik secara baik menggunakan manajemen konflik.

B.  Rumusan Masalah

 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:

1.      Apa pengertian dari konflik dan manajemen konflik?

2.      Apa sajakah gaya dalam manajemen konflik?

3.      Bagaimana dan apa sajakah pendekatan yang dapat dipercaya dalam manajemen konflik?

 

C.     Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1.      Mengetahui pengertian konflik.

2.      Mengetahui bentuk-bentuk gaya manajemen konflik.

3.      Mengetahui macam-macam pendekatan yang dapat dipercaya dalam manajemen konflik.

 

A.   BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Konflik dan Manajemen Konflik

Konflik, menurut coser adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan berkenaan dengan status, kuasa dan sumber-sumber kekuasaan yang persediaannya tidak mencukupi, dimana pihak-pihak yang berselisih tidak hanya bermaksud untuk memperoleh barang yang inginkan,  melainkan juga memojokkan, merugikan atau menghancurkan lawan mereka.

Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.

Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.

B.     Gaya manajemen konflik

1)      Gaya penyelesaian konflik dengan mempersatukan (Integrating)

Individu yang berkonflik melakukan tukar menukar informasi. pihak yang berkonflik memiliki keinginan untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua kelompok. Penyelesaian konflik dengan cara mempersatukan atau integrating mendorong tumbuhnya creative thingking dimana mengembangkan alternatif merupakan bagian penting dari gaya penyelesaian konflik ini. pengelolaan konflik dengan model ini menekankan diri sendiri dan orang lain dalam mensinergikan informasi dari perspektif yang divergen.

2)      Gaya Penyelesaiaan konflik dengan kerelaan untuk membantu (obliging)

Gaya penyelesaian mengandalkan adanya kerealaan membantu menempatkan nilai yang tinggi untuk orang lain, sementara dirinya sendiri dinilai rendah. gaya ini mencerminkan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri oleh individu yang bersangkutan.

3)      Gaya penyelesaian konflik dengan mendominasi (Dominating)

Gaya ini memiliki kecenderungan menggunakan kekuasaan untuk mendominasi orang lain atau memaksa orang lain untuk menyetujui atas dasar posisinya. gaya ini efektif digunakan dalam situasi kondisi dimana dibutuhkan suatu keputusan yang cepat atau jika persoalan yang dibicarakan kurang penting.

4)      Gaya penyelesaian konflik dengan menghindar (Avoiding)

Mengandaikan bahwa seseorang menyadari adanya konflik, tetapi bereaksi menghindari, menarik diri dari situasi konflik atau bersikap netral. gaya ini cocok jika isu yang muncul tidak begitu penting atau bersifat minor

5)      Gaya penyelesaian konflik dengan kompromis (Compromissing)

Gaya ini muncul jika pihak yang berkonflik harus mengurbankan keinginan atau kebutuhannya dan terlibat bersama dalam proses mencapai

4.

sasaran untuk memenuhi kebutuhan kedua belah pihak. hal ini merupakan orientasi jalan tengah. dalam kompromi, setia orang memiliki sesuatu untuk diberikan dan menerima sesuatu.

C.     Pendekatan yang dipercaya dalam manajemen konflik

1)       Manajemen konflik membutuhkan keputusan yang jelas

Manajemen konflik, meskipun memberikan kemungkinan lebih banyak melakukan kegiatan yang bersifat intimidasi, disini tetap memerlukan orientasi dasar manajemen yang sama. Prinsip fundamental manajemen digunakan untuk mengetahui kemana arah yang hendak anda tuju.

2)      Manajemen konflik memerlukan toleransi terhadap perbedaan

Toleransi pribadi terhadap perbedaan mendorong anda untuk mengelola lingkungan, bukan mengelola perbedaan. Anda diminta kerelaannya untuk mendengarkan pikiran dan gagasan orang lain dan menerima pikiran dan gagasan itu sebagai bahan masukan.

3)      Manajemen konflik mengurangi agresif

Sebuah mekanisme bertahan yang cepat muncul selama terjadi konflik adalah agresif, yang mana cenderung ditanggapi pula dengan agresif, inilah menjadikan konflik mengalami ekskalasi. Manajer agresi dapat dipandang sebagai orang yang mudah berubah, membuat keputusan tanpa alasan atau dasar yang jelas.

4)      Manajemen konflik mengurangi perilaku pasif

Gaya  pasif memberikan suatu penampilan yang berjarak dan tidak mempengaruhi, meskipun manajer pasif umumnya seperti frustrasi bila berada dalam konflik yang intens.

5)      Manajemen konflik memerlukan pengurangan perilaku manipulatif

Ini adalah falsafah manipulatif yang menempatkan kepentingan pribadi diatas segala-galanya. mengikuti falsafah tersebutdapat terjerumus kedalam masalah kredibilitas yang serius. 


BAB 3 PENUTUP

A.    Simpulan

Kehadiran konflik dalam suatu tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat dieliminir. Konflik dapat terjadi antara individu dengan individu, konflik individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan.

manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.

 

B.     Saran

Jika kita mempunyai masalah dengan orang lain jangan menghindarinya tapi diselesaikan dengan baik-baik.


 

DAFTAR PUSTAKA

Handoyo, Eko. 2015. “Studi Masyarakat Indonesia”. Yogjakarta: Penerbit Ombak.

Hendricks, William. 2008. “Bagaimana Mengelola Konflik (Petunjuk Praktis untuk Manajemen Konflik yang Efektif)”. Jakarta: PT BUMI AKSARA.

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top